My Journey Through Life..

~Some people believe we only live once, so have fun while doing it.~

Roof? Steak? Food.. : Atap Grill

Leave a comment

*WARNING : PORK DETECTED*

Ah… Akhirnya setelah +- 8 bulan nggak nulis, blog ini saya angkat lagi ke permukaan. Nggak punya duit, susah mau kulineran yang aneh2, makan sehari-hari aja masih mikir-mikir. Hahahahaha.

Anyway, masih di Jogja, ada salah 1 tempat high-end buat para pecinta daging panggang. Namanya Atap Grill dan letaknya di dekat samsat Kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Tentara Rakyat Mataram No.5, Bumijo, Jogja. Tempatnya agak kecil kalo diliat dari luar tapi banner-nya cukup besar dan jelas untuk dilihat dari jauh. Kabarnya yang di lokasi itu cabangnya, dan yang utama ada di area Sosrowijayan, tapi saya sendiri kurang paham tepatnya. Meski namanya Atap Grill, kita tetap makan di dalam rumah kok, jadi bukan open-sky dining atau malah makan di atas atap (roof). Tempat makannya sederhana dengan desain yang simple dan agak minimalist tetapi tetap enak dipandang. Tampungan pengunjung juga tidak terlalu banyak, mungkin sekitar 30an orang.

Harganya memang high-end dan saya memang modal nekat makan di sini meski uang pas-pasan (nekat ngirit makan sehari2 sampe batas minimum selama beberapa waktu hahaha). Kisaran harga untuk makanan antara Rp 35ribu – Rp 110rb dan minumannya masih termasuk harga standar antara Rp 4ribu – Rp 10rb-an. Bahan proteinnya ada 3 macam : daging ayam, daging sapi, dan daging babi. Waktu itu (karena saya juga belum tentu makan di sana 2 tahun sekali) saya pilih menu yang cukup menantang (harganya) : Beef Steak + Pork Belly dengan harga Rp 97ribu. Bisa sih pesan satu macam, seperti Beef BBQ, Pork Belly, Crunchy Pork, atau Chicken Steak tapi kayanya kalo 2 macam kok mantap, jadinya ya…. sudah. Hahahaha.

Untuk sausnya, ada 5 macam kalau tak salah ingat, tapi saya hanya ingat beberapa seperti Chili CheeseCajun Cheese (yang saya pesan), BBQ Sauce (kalau nggak salah ada Blackpepper Sauce juga tapi samar-samar ingatnya). Cajun Cheese yang saya pesan ini berwarna coklat muda lebih dominan ke gurih, sedikit asin, dan ada rasa rempah-rempahan yang sangat tipis. Cocok di lidah saya tapi satu hal disayangkan..

20160813_192322.jpg

20160813_192305.jpg

… porsi sausnya terlalu kecil. 😦

Dua tumpukan itu daging semua (pork belly sih sebagian ada lemaknya), dengan bobot @+- 100 gram. Beefnya (yang tumpukan bawah) nggak dimasak hingga matang sempurna tapi lebih ke medium, meski saya ga minta apa-apa dan manut saja sama defaultnya. Lumayan chewy tapi rasa bakarannya enak. Nah Pork Belly nya ini yang saya tunggu-tunggu dan memang nggak buat kecewa hahahaha. Dagingnya tebal dan empuk, lebih empuk dari beefnya, dan sudah berlumur bumbu manis seperti campuran bbq dan kecap. Nggak terlalu manis tapi pas untuk paduan rasa dengan dagingnya sendiri.

Hal kedua yang agak disayangkan adalah food plating-nya. Entah kenapa sayurannya (meski enak, nggak mentah tapi nggak overcooked juga) dibiarkan berserakan seperti itu, tapi mungkin itu gaya dan ciri khasnya sendiri, nggak tahu juga. Kesannya jadi setengah-setengah plating nya, di satu sisi rapi, satu sisi berantakan. Di luar dari teknik penataannya, rasanya memang mantab jaya kok.

20160813_194527.jpg

And that’s.. my last bite! (gotta save a memory)

Inilah sepenggal kisah saya saat mencicip makanan di sebuah steak house di Jogja. Meski cukup menguras dompet, saya bakal balik lagi entah suatu saat kapan saya ada rejeki lebih dan mencicip menu-menu lain di sini karena saya juga termasuk karnivora lumayan akut :D.

Stay tuned for next foodie experiences and as always..

CHEERS!

Leave a comment